Orang yang bodoh adalah yang menganggap dirinya tahu tentang makrifat ilmu yang sebenarnya tidak diketahuinya, dan dia merasa cukup dengan pendapatnya saja.
Orang yang berilmu mengetahui orang yang bodoh karena dia dahulu adalah
orang yang bodoh, sedangkan orang yang bodoh tidak mengetahui orang yang
berilmu karena dia tidak pernah menjadi orang yang berilmu.
Orang bodoh adalah kecil meskipun dia orang tua, sedangkan orang berilmu adalah besar meskipun dia masih remaja.
Alloh tidak memerintahkan terlebih dahulu kepada orang bodoh untuk
belajar sebelum Dia memerintahkan terlebih dahulu kepada orang yang
berilmu untuk mengajar.
Segala sesuatu menjadi mudah bagi dua macam orang: Orang yang berilmu
yang mengetahui segala akibat dan orang bodoh yang tidak mengetahui apa
yang sedang terjadi padanya.
Ada dua orang yang membinasakanku: orang bodoh yang ahli ibadah dan orang yang berilmu yang mengumbar nafsunya.
Seseorang bertanya tentang kesulitan, maka berkatalah, “Bertanyalah
engkau untuk dapat memahami, dan janganlah engkau bertanya dengan keras
kepala. Sebab, sesungguhnya orang bodoh yang terpelajar serupa dengan
orang yang berilmu, dan orang yang berilmu yang sewenang-wenang serupa
dengan orang bodoh yang keras kepala”.
Engkau tidaklah aman dari kejahatan orang bodoh yang dekat denganmu
dalam kekerabatan dan ketetanggaan. Sebab, yang paling dikhawatirkan
terbakar nyala api adalah yang paling dekat dengan api itu.
Alangkah buruknya orang yang berwajah tampan, namun dia bodoh. Ia
seperti rumah yang bagus bangunannya, tetapi penghuninya orang yang
jahat, atau seperti taman yang penghuninya adalah burung hantu, atau
kebun yang penjaganya adalah serigala.
Janganlah engkau berselisih dengan orang yang bodoh, janganlah engkau
mengikuti orang pandir dan janganlah engkau memusuhi penguasa.
Yang engkau lihat dari orang yang bodoh hanyalah dua hal: melampaui batas atau boros.
Sebodoh-bodoh orang adalah yang tersandung batu dua kali.
Menetapkan hujah terhadap orang bodoh adalah mudah, tetapi mengukuhkan-nya yang sulit.
Tidak ada kebaikan dalam hal diam tentang suatu hukum, sebagaimana tidak ada kebaikan dalam hal berkata dengan kebodohan.
Tidak ada penyakit yang lebih parah daripada kebodohan. Dan tidak ada kefakiran yang sebanding dengan kebodohan.
Senin, 23 Maret 2015
Kisah Hasan Al-Bashri dan Seorang Anak Perempuan
Hasan Al Bashri
adalah ulama dan cendekiawan muslim yang hidup pada masa awal
kekhalifahan Umayyah. Hasan Al Bashri berguru pada para sahabat Nabi
Muhammad SAW, antara lain Utsman bin ‘Affan, Abdullah bin Abbas, ‘Ali
bin Abi Talib, Abu Musa Al-Asy'ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah
and Abdullah bin Umar (--r.a.--).
Hasan Al Bashri adalah seorang alim yang luas dan tinggi ilmunya, terpercaya, seorang hamba Alloh yang ahli ibadah lagi fasih bicaranya. Beliau salah seorang fuqoha (ahli fiqih) yang berani berkata benar dan menyeru kepada kebenaran dihadapan para pembesar negeri dan seorang yang sukar diperoleh tolak bandingnya dalam soal ibadah.
Dikisahkan dari Hasan Al-Bashri, bahwa ia sedang duduk di dekat pintu rumah ketika sedang lewat jenazah seseorang laki-laki, dibelakangnya diikuti banyak orang, sedang di bawah jenazah berjalan seorang anak kecil perempuan dengan rambut terurai sambil menangis.
Al-Hasan mengikuti jenazah. Sedangkan anak perempuan yang di bawah jenazah itu berkata, "Hai bapakku, mengapa tiba hari yang semacam ini dalam hidupku?"
Al-Hasan berkata kepada anak perempuan itu, "Tidak akan datang lagi hari yang seperti ini kepada ayahmu."
Al-Hasan men-sholatkan jenazah, kemudian pulang.
Keesokan hari, Al-Hasan pergi ke masjid untuk sholat shubuh, setelah itu duduk di dekat pintu rumah.
Tiba-tiba ia melihat anak perempuan yang dilihatnya kemarin lewat sambil menangis dan berziarah menuju makam ayahnya.
Al-Hasan berkata, "Sesungguhnya anak perempuan ini cerdas, sebaiknya kuikuti dia, barangkali ia akan mengucapkan perkataan yang bermanfaat bagiku".
Al-Hasan mengikuti anak itu. Ketika ia tiba di makam ayahnya, Al-Hasan bersembunyi.
Anak perempuan itu memeluk makam sang ayah dan meletakkan pipi di atas tanah seraya berkata,
"Wahai ayahku, bagaimana engkau tinggal di dalam kegelapan makam seorang diri tanpa lampu maupun penghibur?"
"Wahai ayahku, kemarin malam kunyalakan lampu untukmu, siapakah yang menyalakan lampu bagimu tadi malam?"
"Wahai ayahku, kemarin malam kupijit kedua tangan dan kakimu, siapakah yang memijitmu tadi malam?"
"Wahai ayahku, kututupi anggota-anggota badanmu yang terbuka kemarin malam, siapakah yang menutupimu tadi malam?"
"Wahai ayahku, kuberi engkau minuman, siapakah yang memberimu minuman tadi malam?"
"Wahai ayahku, kemarin malam aku merenungi wajahmu, siapakah yang merenungi wajahmu tadi malam?"
"Wahai ayahku, kemarin malam engkau memanggilku dan aku menjawab panggilanmu, siapakah yang engkau panggil tadi malam dan siapakah yang menjawab panggilanmu?"
"Wahai ayahku, kemarin malam kuberi engkau makanan ketika engkau ingin makan, apakah tadi malam engkau menyukai makanan dan siapakah yang memberimu makanan?"
"Wahai ayahku, kemarin malam aku memasak macam-macam makanan untukmu, siapakah yang memasak untukmu tadi malam?"
Al-Hasan pun menangis dan menampakkan diri kepada anak perempuan itu, kemudian berkata,
"Wahai anakku, janganlah engkau mengucapkan kata-kata ini, akan tetapi katakanlah!"
"Wahai ayahku, kami telah menghadapkanmu kearah kiblat, apakah engkau tetap demikian ataukah telah dihadapkan ke tempat lain?"
"Wahai ayahku, kami telah mengkafanimu dengan kafan terbaik, apakah tetap begitu ataukah kafan itu telah ditanggalkan darimu?"
"Wahai ayahku, kami telah meletakkan badanmu di dalam kubur dalam keadaan utuh, apakah engkau tetap begitu ataukah engkau telah dimakan cacing?"
"Wahai ayahku, para ulama berkata bahwa kubur itu dilapangkan bagi sebagian manusia dan disempitkan bagi sebagian yang lain, Apakah kubur itu terasa sempit bagimu ataukah terasa lapang?"
"Sesungguhnya para ulama berkata, bahwa sebagian mereka diganti kafannya dari surga dan sebagian lainnya diganti kafan dari neraka, apakah kafanmu diganti dari neraka atau kafan dari surga?"
"Wahai ayahku, sesungguhnya para ulama berkata, bahwa kubur itu bisa merupakan salah satu kebun surga atau salah satu parit neraka, apakah kuburmu seperti Surga ataukah Neraka?"
"Wahai ayahku, sesungguhnya para ulama berkata, bahwa kubur itu memeluk sebagian penghuninya seperti ibu yang penuh kasih sayang dan bisa membenci serta menghimpit sebagian manusia hingga tumpang tindih tulang-tulang rusuk mereka, apakah kubur ini memelukmu atau membencimu?"
"Wahai ayahku, para ulama berkata, bahwa siapa yang diletakkan dalam kubur, bila ia seorang yang bertaqwa iapun menyesal karena kurang banyak berbuat kebaikan dan bila ia seorang berdosa ia menyesal mengapa telah melakukan maksiat, Apakah engkau menyesal atas dosa-dosamu atau karena sedikitnya kebaikanmu?"
"Wahai ayahku, jika aku memanggilmu tentu engkau menjawab panggilanku dan selama aku memanggilmu di kepala kuburmu mengapa aku tidak mendengar suaramu?"
"Wahai ayahku, engkau telah pergi dan aku tidak bisa berjumpa denganmu hingga hari kiamat, Ya Alloh… janganlah engkau haramkan kami dari pertemuan dengannya pada hari kiamat."
Kemudian anak perempuan itu berkata, "Hai Al-Hasan, alangkah baiknya perkataan yang engkau ucapkan untuk ayahku dan alangkah baiknya nasehatmu kepadaku dan peringatanmu terhadap orang-orang lalai.
Setelah kejadian itu, kemudian pulanglah anak perempuan itu bersama Hasan Al-Bashri, keduanya pulang sambil menangis.
Kisah ini hendaklah dapat dijadikan renungan teladan, karena setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Dan setiap yang sudah mati itu akan menghadapi satu alam yang sangat hebat yaitu alam kubur. Mudah-mudahan kita mendapati alam kubur kita sebagai tempat yang membahagiakan dan sebaik-baiknya. Amin
Hasan Al Bashri adalah seorang alim yang luas dan tinggi ilmunya, terpercaya, seorang hamba Alloh yang ahli ibadah lagi fasih bicaranya. Beliau salah seorang fuqoha (ahli fiqih) yang berani berkata benar dan menyeru kepada kebenaran dihadapan para pembesar negeri dan seorang yang sukar diperoleh tolak bandingnya dalam soal ibadah.
Dikisahkan dari Hasan Al-Bashri, bahwa ia sedang duduk di dekat pintu rumah ketika sedang lewat jenazah seseorang laki-laki, dibelakangnya diikuti banyak orang, sedang di bawah jenazah berjalan seorang anak kecil perempuan dengan rambut terurai sambil menangis.
Al-Hasan mengikuti jenazah. Sedangkan anak perempuan yang di bawah jenazah itu berkata, "Hai bapakku, mengapa tiba hari yang semacam ini dalam hidupku?"
Al-Hasan berkata kepada anak perempuan itu, "Tidak akan datang lagi hari yang seperti ini kepada ayahmu."
Al-Hasan men-sholatkan jenazah, kemudian pulang.
Keesokan hari, Al-Hasan pergi ke masjid untuk sholat shubuh, setelah itu duduk di dekat pintu rumah.
Tiba-tiba ia melihat anak perempuan yang dilihatnya kemarin lewat sambil menangis dan berziarah menuju makam ayahnya.
Al-Hasan berkata, "Sesungguhnya anak perempuan ini cerdas, sebaiknya kuikuti dia, barangkali ia akan mengucapkan perkataan yang bermanfaat bagiku".
Al-Hasan mengikuti anak itu. Ketika ia tiba di makam ayahnya, Al-Hasan bersembunyi.
Anak perempuan itu memeluk makam sang ayah dan meletakkan pipi di atas tanah seraya berkata,
"Wahai ayahku, bagaimana engkau tinggal di dalam kegelapan makam seorang diri tanpa lampu maupun penghibur?"
"Wahai ayahku, kemarin malam kunyalakan lampu untukmu, siapakah yang menyalakan lampu bagimu tadi malam?"
"Wahai ayahku, kemarin malam kupijit kedua tangan dan kakimu, siapakah yang memijitmu tadi malam?"
"Wahai ayahku, kututupi anggota-anggota badanmu yang terbuka kemarin malam, siapakah yang menutupimu tadi malam?"
"Wahai ayahku, kuberi engkau minuman, siapakah yang memberimu minuman tadi malam?"
"Wahai ayahku, kemarin malam aku merenungi wajahmu, siapakah yang merenungi wajahmu tadi malam?"
"Wahai ayahku, kemarin malam engkau memanggilku dan aku menjawab panggilanmu, siapakah yang engkau panggil tadi malam dan siapakah yang menjawab panggilanmu?"
"Wahai ayahku, kemarin malam kuberi engkau makanan ketika engkau ingin makan, apakah tadi malam engkau menyukai makanan dan siapakah yang memberimu makanan?"
"Wahai ayahku, kemarin malam aku memasak macam-macam makanan untukmu, siapakah yang memasak untukmu tadi malam?"
Al-Hasan pun menangis dan menampakkan diri kepada anak perempuan itu, kemudian berkata,
"Wahai anakku, janganlah engkau mengucapkan kata-kata ini, akan tetapi katakanlah!"
"Wahai ayahku, kami telah menghadapkanmu kearah kiblat, apakah engkau tetap demikian ataukah telah dihadapkan ke tempat lain?"
"Wahai ayahku, kami telah mengkafanimu dengan kafan terbaik, apakah tetap begitu ataukah kafan itu telah ditanggalkan darimu?"
"Wahai ayahku, kami telah meletakkan badanmu di dalam kubur dalam keadaan utuh, apakah engkau tetap begitu ataukah engkau telah dimakan cacing?"
"Wahai ayahku, para ulama berkata bahwa kubur itu dilapangkan bagi sebagian manusia dan disempitkan bagi sebagian yang lain, Apakah kubur itu terasa sempit bagimu ataukah terasa lapang?"
"Sesungguhnya para ulama berkata, bahwa sebagian mereka diganti kafannya dari surga dan sebagian lainnya diganti kafan dari neraka, apakah kafanmu diganti dari neraka atau kafan dari surga?"
"Wahai ayahku, sesungguhnya para ulama berkata, bahwa kubur itu bisa merupakan salah satu kebun surga atau salah satu parit neraka, apakah kuburmu seperti Surga ataukah Neraka?"
"Wahai ayahku, sesungguhnya para ulama berkata, bahwa kubur itu memeluk sebagian penghuninya seperti ibu yang penuh kasih sayang dan bisa membenci serta menghimpit sebagian manusia hingga tumpang tindih tulang-tulang rusuk mereka, apakah kubur ini memelukmu atau membencimu?"
"Wahai ayahku, para ulama berkata, bahwa siapa yang diletakkan dalam kubur, bila ia seorang yang bertaqwa iapun menyesal karena kurang banyak berbuat kebaikan dan bila ia seorang berdosa ia menyesal mengapa telah melakukan maksiat, Apakah engkau menyesal atas dosa-dosamu atau karena sedikitnya kebaikanmu?"
"Wahai ayahku, jika aku memanggilmu tentu engkau menjawab panggilanku dan selama aku memanggilmu di kepala kuburmu mengapa aku tidak mendengar suaramu?"
"Wahai ayahku, engkau telah pergi dan aku tidak bisa berjumpa denganmu hingga hari kiamat, Ya Alloh… janganlah engkau haramkan kami dari pertemuan dengannya pada hari kiamat."
Kemudian anak perempuan itu berkata, "Hai Al-Hasan, alangkah baiknya perkataan yang engkau ucapkan untuk ayahku dan alangkah baiknya nasehatmu kepadaku dan peringatanmu terhadap orang-orang lalai.
Setelah kejadian itu, kemudian pulanglah anak perempuan itu bersama Hasan Al-Bashri, keduanya pulang sambil menangis.
Kisah ini hendaklah dapat dijadikan renungan teladan, karena setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Dan setiap yang sudah mati itu akan menghadapi satu alam yang sangat hebat yaitu alam kubur. Mudah-mudahan kita mendapati alam kubur kita sebagai tempat yang membahagiakan dan sebaik-baiknya. Amin
Kisah Hasan al-Bashri Melihat Orang Pacaran
Suatu hari di tepi sungai Dajlah, Hasan al-Basri melihat seorang pemuda
duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan. Di sisi mereka terletak
sebotol arak. Kemudian Hasan berbisik dalam hati, “Alangkah buruk akhlak
orang itu dan alangkah baiknya kalau dia seperti aku!”
Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi segera terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir lemas karena karam. Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan.
Kemudian dia berpaling ke arah Hasan al-Basri dan berkata, “Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah, selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang.”
Bagaimanapun Hasan al-Basri gagal menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu bertanya padanya. “Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan anggur atau arak.”
Hasan al-Basri tertegun lalu berkata, “Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dari tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan.”
Lelaki itu menjawab, “Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan.”
Semenjak itu, Hasan al-Basri semakin dan selalu merendahkan hati bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain.
Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi segera terjun untuk menolong penumpang perahu yang hampir lemas karena karam. Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan.
Kemudian dia berpaling ke arah Hasan al-Basri dan berkata, “Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah, selamatkan seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang.”
Bagaimanapun Hasan al-Basri gagal menyelamatkan yang seorang itu. Maka lelaki itu bertanya padanya. “Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan anggur atau arak.”
Hasan al-Basri tertegun lalu berkata, “Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dari tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan.”
Lelaki itu menjawab, “Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan.”
Semenjak itu, Hasan al-Basri semakin dan selalu merendahkan hati bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain.
Hasan Al-Basri dan Kuli Pengangkut Air
SUATU hari, ada seorang kuli pengangkut air yang sehari-harinya senantiasa mengucapkan tahmid dan istighfar.
Karena penasaran, Hasan Al-Basri, Sang Penghulu para ulama, melihat hal
tersebut dan menanyakan kepada sang kuli pengangkut air yang saat itu
berkunjung ke rumahnya.
“Kalau boleh tahu sejak kapan engkau selalu mengucapkan dua kalimat tersebut?,” tanya Hasan Al-Basri.
“Sudah lama”, jawab sang kuli pengangkut air.
“Kenapa engkau selalu mengucapkan dua kalimat tersebut?,” tanya Hasan Al-Basri.
Sang kuli menjawab, “Karena kita selalu
berada dalam dua keadaan, kala kita mendapatkan nikmat, seperti nikmat
Iman, nikmat Islam dan nikmat kesehatan, kita harus bersyukur kepada
Allah namun kala kita berada dalam kondisi lalai, banyak melakukan
sesuatu yang tidak bermanfaat dan menimbulkan kemudharatan, kita harus
meminta ampun kepada-Nya,” jawab sang kuli.
“Lalu apa faidahnya jika engkau mengucapkan dua kalimat tersebut?,” tanya Hasan Al-Basri lagi.
“Doa-doaku selalu dikabulkan. Tapi ada satu doaku yang belum Allah kabulkan,” katanya.
“Boleh aku tahu doa apa itu?”
“Allah belum mengabulkan doaku untuk bertemu dengan ulama yang sangat ku kagumi.”
“Siapakah ulama itu?”
“Hasan Al-Basri”
Hasan Al-Basri kemudian memeluk sang kuli dan berkata, “Sekarang Allah telah mengabulkan doamu, akulah Hasan Al-Basri itu.”Sang kuli pun terkejut dan tidak berhenti mengucap puji syukur karena Allah telah mengabulkan doanya.
Rabu, 18 Maret 2015
Hak dan Kewajiban Seorang Isteri Solehah Terhadap Suami
Wahai para wanita yang sedang bertabarruj dengan
mengunakan segala perhiasaan yang di milikinya di hadapan manusia bertakwalah
kalian kepada Allah , takutlah wahai perempuan yang biasa keluar kepasar tanpa
menutupi tubuhnya dengan sempurna, dan siapa saja yang ikut campur baur bersama
laki-laki, sehingga mereka bisa bebas memandangimu demikian pula engkau bisa
memandangi mereka, bertakwalah wahai wanita kalau sekiranya engkau masih
beriman kepada Allah dan beriman pada hari di mana engkau akan berdiri seorang
diri di hadapanNya, ketahuilah bahwa semua perbuatanmu tersebut adalah di
larang oleh agama. Duhai orang yang sedang naik mobil sendirian hanya berdua
bersama sopirnya atau yang masuk ke ruang dokter tanpa di temani mahramnya
takutlah engkau kepada Allah. Takutlah duhai wanita yang keluar rumah dengan
bersolek tanpa memakai hijab, ketahuilah sesungguhnya bersolek tanpa hijab akan
menumbuhkan berbagai macam fitnah, dan menyelisihi perintah Allah dan RasulNya.
Bertakwalah wahai wanita muslimah serta bertaubatlah kepada Allah
apabila ada di antara kalian yang mengerjakan salah satu di antara kemungkaran di
atas, demi Allah sungguh adzab Allah itu sangatlah pedih.
Wajib bagi tiap wanita muslimah yang masih beriman
kepada Allah serta hari akhir untuk menjaga lidahnya, jangan sampai melembutkan
suaranya tatkala berbicara bersama laki-laki yang bukan mahramnya, apalagi
ngobrol bareng bersama mereka, karena suara perempuan termasuk aurat yang tidak
boleh di perdengarkannya pada orang lain yang bukan mahramnya kecuali sebatas
kebutuhan yang diperlukan tanpa merendahkan suaranya.
Dan wanita muslimah dilarang melihat lelaki yang bukan
termasuk mahramnya kecuali mempunyai alasan yang di bolehkan demikian pula
sebaliknya bagi laki-laki juga di larang untuk melihat pada perempuan yang
bukan mahramnya tanpa ada udzur syar’i. Maka menjadi suatu kewajiban bagi tiap
muslim untuk berhati-hati dalam masalah ini demikian pula wajib baginya untuk
selalu mengawasi mahramnya supaya tidak terjatuh ke dalamnya, karena
penglihatan merupakan salah satu panah beracun dari panah-panah yang di
luncurkan oleh setan. Hak dan kewajiban seorang istri adalah suatu kewajiban
bagi seorang istri terhadap suaminya adalah menunaikan hak dan kewajibannya
serta menyematkan pada dirinya adab-adab Islam, sebagaimana pembahasan berikut
ini.
Hendaknya bagi perempuan yang merasa takut kepada
Allah Ta’ala bersungguh-sungguh di dalam mentaati
Rasulallah Shalallahu ‘alaih wa sallam, taat kepada suaminya, serta mencari
keridhoanya, karena suami adalah surga maupun neraka bagi istrinya, seperti
yang pernah di sabdakan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « أيما امرأة ماتت
وزوجها عنها راض دخلت الجنة » (رواه إبن ماجه والترمذي)
“Wanita mana saja yang meninggal dunia, kemudian
suaminya merasa ridho terhadapnya, maka ia akan masuk surga“. HR Ibnu
Majah, dan di hasankan oleh Imam Tirmidzi. Dalam hadits lain Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إذا صلت المرأة
خمسها وصامت شهرها وأطاعت بعلها زوجها فلتدخل من أي أبواب الجنة شاءت » (رواه أحمد
والطبراني)
“Apabila seorang wanita mengerjakan sholat lima
waktu, dan berpuasa ramadhan, mentaati suaminya, maka ia akan masuk ke dalam
surga melalui pintu mana saja yang ia kehendaki“. HR Ahmad dan Thabrani.
Ta’at kepada suaminya
selagi dia tidak menyuruh untuk berbuat maksiat kepada Allah Azza wa jalla,
berdasarkan firman Allah Ta’ala:
قال الله تعالى : ﴿ فَإِنۡ أَطَعۡنَكُمۡ فَلَا تَبۡغُواْ
عَلَيۡهِنَّ سَبِيلًاۗ ﴾ ( سورة النساء: 34)
“Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahkannya”. (QS an-Nisaa’: 34).
Demikian juga berdasarkan sabda Nabi Shalallahu
‘alaihi wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إذا دعا الرجل
امرأته إلى فراشه فلم تأته فبات غضبان عليها لعنتها الملائكة حتى تصبح » ( رواه
البخاري ومسلم)
“Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat
tidurnya (ungkapan untuk berjima’.pent) kemudian istrinya enggan sehingga
suaminya marah kepadanya, maka para malaikat melaknatnya sampai keesokan
harinya”. HR Bukhari dan Muslim.
Dan sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang
lainnya:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «لو كنت آمرا أحد أن
يسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها» (رواه أبو داود والحاكم وصححه الترمذي)
“Kalau seandainya saya boleh menyuruh seseorang untuk
sujud kepada orang lain tentu akan saya perintahkan perempuan sujud kepada
suaminya”. HR Abu Dawud, Hakim dan di shahihkan oleh Imam Tirmidzi.
Menetap di rumah suaminya
dan tidak keluar dari rumah melainkan setelah mendapat izin dan di ridhoi
olehnya.
Wajib bagi seorang istri selalu
berusaha untuk mencari ridho suaminya serta menjauhi segala perkara yang bisa
menimbulkan kemarahannya, jangan mencoba menolak manakala diajak untuk
berhubungan kecuali kalau memang ia memiliki udzur syar’i, seperti ketika
sedang haid maupun nifas, maka kalau keadaanya seperti itu, ia tidak boleh
memenuhi ajakan suaminya untuk berhubungan, demikian pula tidak boleh bagi
seorang suami untuk menuntut istrinya mau di ajak berhubungan ketika sedang
haid dan nifas, dan jangan menjimakinya sampai sekiranya ia telah suci dari
haid maupun nifasnya, berdasarkan firman Allah Ta’ala:
قال الله تعالى : ﴿ فَٱعۡتَزِلُواْ ٱلنِّسَآءَ فِي
ٱلۡمَحِيضِ وَلَا تَقۡرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطۡهُرۡنَۖ﴾ ( سورة البقرة 222)
“Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhi istrimu di
waktu haidh, dan janganlah kamu mendekati mereka, sampai kiranya mereka suci”.
(QS al-Baqarah: 222). Maknanya jangan dekati mereka untuk berjima’ sampai
terputus darah haid atau nifasnya dan mereka telah mandi suci.
Hendaknya bagi perempuan merasa berada di bawah
naungan suaminya, yang tidak bisa seenaknya berbuat, dari segi harta,
ia tidak bisa bergerak melainkan setelah mendapat izinnya. Dan agar ia memahami
bahwa hak suami lebih dahulukan dari pada haknya dan hak saudara suami lebih
dahulukan dari pada hak saudaranya, demikian juga hendaknya ia selalu siap
untuk di ajak berhubungan oleh suaminya dengan menggunakan berbagai macam
sarana yang bisa menjadikan dirinya bersih, serta menarik, dan jangan merasa
lebih cantik sambil menghina kejelekannya, serta jangan sesekali mencelanya di
belakang apalagi di hadapannya.
Memelihara serta menjaga kehormatan suaminya dan
martabatnya, serta mengatur harta, anak-anak dan seluruh urusan
rumah tangga, hal itu berdasarkan firman Allah Ta’ala:
قال الله تعالى : ﴿ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ
حَٰفِظَٰتٞ لِّلۡغَيۡبِ
بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُۚ ﴾
( سورة النساء 34)
“Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah
lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara (mereka)”. (QS an-Nisaa’: 34).
Dan berdasarkan sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wa
sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « والمرأة راعية على
بيت زوجها وولده ومسئولة عن رعيتها » (رواه البخاري ومسلم)
“Dan perempuan bertanggung jawab atas rumah suami dan
anak-anaknya, serta akan di tanya tentang tanggung jawabnya tersebut” HR
Bukhari dan Muslim.
Dan sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «فحقكم عليهم أن لا
يوطئن فرشكم من تكرهون ولا يأذن في بيوتكم لمن تكرهون» (رواه الترمذي)
“Dan hak suami atas kalian (para wanita) adalah tidak
berzina serta tidak memasukan orang lain yang ia benci”. HR Tirmidzi beliau
berkata hadits hasan shahih.
Wajib bagi wanita, untuk selalu
merasa malu terhadap suaminya, menghormati, ta’at pada perintahnya, diam ketika
suami sedang berbicara, menjauhi segala perkara yang bisa membuatnya marah,
tidak berkhianat kepadanya, baik ketika di tinggal pergi, atau dalam
ranjangnya, harta serta rumahnya, dan selalu berbusana yang menarik dan menjaga
badan selalu wangi.
WANITA SHOLEHAH
Laksana rembulan…
Menyinari insan bumi.
Jika ia memandang…
Dunia seakan tergetar karena ketulusannya
Jika ia berkata…
Dunia seakan terlena karena kelembutannya.
Jika ia tersenyum…
Duniapun ikut tersenyum karena keikhlasannya.
Laksana pelita…
Tubuh terbakar demi sebuah pengorbanan.
Menjadi penuntun di tengah gemerlapnya dunia.
Laksana sahabiyah…
Langkah kakinya bagai langkah Fatimah.
Hidupnya penuh ketenangan jiwa.
Karena hatinya selalu berdzikir.
Dialah wanita sholehah..
Yang senantiasa menjadi penentu.
Akan sebuah perubahan dunia.
Menyinari insan bumi.
Jika ia memandang…
Dunia seakan tergetar karena ketulusannya
Jika ia berkata…
Dunia seakan terlena karena kelembutannya.
Jika ia tersenyum…
Duniapun ikut tersenyum karena keikhlasannya.
Laksana pelita…
Tubuh terbakar demi sebuah pengorbanan.
Menjadi penuntun di tengah gemerlapnya dunia.
Laksana sahabiyah…
Langkah kakinya bagai langkah Fatimah.
Hidupnya penuh ketenangan jiwa.
Karena hatinya selalu berdzikir.
Dialah wanita sholehah..
Yang senantiasa menjadi penentu.
Akan sebuah perubahan dunia.
Untukmu Wanita Solehah
Dari tanganmu..
engkau lahirkan buaian kelembutan..
kekuatan menopangku disaat aku lemah..
dari tatapan matamu..
engkau hadirkan ribuan kesejukan..
engkau ciptakan begitu banyak kesenangan..
dari sikap dan perilakumu..
engkau ciptakan banyak kedamaian..
pembimbing anak-anakku penuh dengan kesabaran..
ketentraman batin selalu menyelimutiku..
kau ingatkan aku ketika lalai..
kau kuatkan saat badai menghampiri..
kau buat bidadari-bidadari surga cemburu kepadamu..
di balik senyum dan tutur katamu..
aku menemukan banyak kekuatan..
Wahai engkau sang pelipur lara..
menyembuh jiwaku yang kerap terluka..
penyemangat segala bentuk kerapuhan jiwa..
serta pembuat rasa sejuk yang tak mampu terukur oleh apapun yang ada..
jangan kau tinggalkan aku dalam kerugian..
selalu bersamalah dengan cinta ini dengan kesederhanaan..
terimakasih untuk adamu..
Setiamu..
kesabaranmu..
dan untuk semua waktu yang telah engkau berikan..
Aku tak menginginkanmu sempurna..
sebijak Khadijah..
sesabar fatimah..
secerdas aisyah..
aku mencintaimu seperti dirimu sendiri..
Seorang Wanita Soleha Pengobat hati..
iya.. dialah kamu Bidadari Syurga..
Aku mencintaimu Karena-Nya..
engkau lahirkan buaian kelembutan..
kekuatan menopangku disaat aku lemah..
dari tatapan matamu..
engkau hadirkan ribuan kesejukan..
engkau ciptakan begitu banyak kesenangan..
dari sikap dan perilakumu..
engkau ciptakan banyak kedamaian..
pembimbing anak-anakku penuh dengan kesabaran..
ketentraman batin selalu menyelimutiku..
kau ingatkan aku ketika lalai..
kau kuatkan saat badai menghampiri..
kau buat bidadari-bidadari surga cemburu kepadamu..
di balik senyum dan tutur katamu..
aku menemukan banyak kekuatan..
Wahai engkau sang pelipur lara..
menyembuh jiwaku yang kerap terluka..
penyemangat segala bentuk kerapuhan jiwa..
serta pembuat rasa sejuk yang tak mampu terukur oleh apapun yang ada..
jangan kau tinggalkan aku dalam kerugian..
selalu bersamalah dengan cinta ini dengan kesederhanaan..
terimakasih untuk adamu..
Setiamu..
kesabaranmu..
dan untuk semua waktu yang telah engkau berikan..
Aku tak menginginkanmu sempurna..
sebijak Khadijah..
sesabar fatimah..
secerdas aisyah..
aku mencintaimu seperti dirimu sendiri..
Seorang Wanita Soleha Pengobat hati..
iya.. dialah kamu Bidadari Syurga..
Aku mencintaimu Karena-Nya..
LEMBARAN HIDUP WANITA SOLEHAH
Mampukah aku
menjadi seperti Siti Khatijah?
Agung cintanya
pada Allah dan Rasulullah
Hartanya
diperjuangkan ke jalan fisabilillah
Penawar hati
kekasih Allah
Susah dan
senang rela bersama…
Dapatkah ku
didik jiwa seperti Siti Aishah?
Isteri Rasulullah
yang bijak
Pendorong
kesusahan dan penderitaan
Tiada sukar
untuk dilaksanakan…
Mengalir air
mataku
Melihat
pegorbanan puteri solehah Siti Fatimah
Akur dalam
setiap perintah
Taat dengan
abuyanya, yang sentiasa berjuang
Tiada memiliki
harta dunia
Layaklah dia
sebagai wanita penghulu syurga…
Ketika aku
marah
Inginku intip
serpihan sabar
Dari catatan
hidup Siti Sarah….
Tabah jiwaku
Setabah umi
Nabi Ismail
Mengendong
bayinya yang masih merah
Mencari air
penghilang dahaga
Di terik
padang pasir merak
Ditinggalkan
suami akur tanpa bantah
Pengharapannya
hanya pada Allah
Itulah wanita
Siti Hajar….
Dapatkah aku
mengikut jejak Siti Rahmah
permaisuri
hidup Nabi Ayub….pasrah dengan dugaan Tuhannya….
walau pernah
tersungkur kerana jerat syaitan…namun ia kembali
kerana iman
yang kuat…telah dijanjikan syurga adalah balasannya….
bahagia adalah
miliknya…
Mampukah aku
menjadi wanita solehah?
Mati dalam
keunggulan iman
Bersinar
indah, harum tersebar
Bagai wanginya
pusara Masyitah…
Wanita Solehah Bidadari Surga
Ia mutiara terindah dunia
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya di wajahnya
Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
Kelak, ia menjadi bidadari surga
Terindah dari yang ada
Bidadari yang kulitnya putih,
matanya jeli dan lebar,
rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar
Kelembutannya seperti kelembutan kulit telur
Karena shalat mereka,
puasa dan ibadah mereka kepada Allah
Allah meletakkan cahaya di wajah mereka
tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih
pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan,
sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas.
Subhanallah alangkah sejuknya jika
Hidup Kita dijalankan seperti bidadari surga
jadilah wanita solehah untuk bunga di akhir zaman
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya di wajahnya
Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
Kelak, ia menjadi bidadari surga
Terindah dari yang ada
Bidadari yang kulitnya putih,
matanya jeli dan lebar,
rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar
Kelembutannya seperti kelembutan kulit telur
Karena shalat mereka,
puasa dan ibadah mereka kepada Allah
Allah meletakkan cahaya di wajah mereka
tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih
pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan,
sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas.
Subhanallah alangkah sejuknya jika
Hidup Kita dijalankan seperti bidadari surga
jadilah wanita solehah untuk bunga di akhir zaman
WASIAT RASULULLAH ﷺ UNTUK KAUM WANITA..{وصية رسول الله اونتوق قوم وانيتا}
Telah bersabda Rasulullahﷺ. maksudnya:
"Kebanyakan wanita itu adalah isi Neraka dan kayu apinya." Sayidatina Aisyah bertanya, "Mengapa, wahai Rasulullah?" Jawab Rasulullah SAW: Karena kebanyakan perempuan itu tidak sabar dalam menghadapi kesusahan, kesakitan dan cobaan seperti kesakitan waktu melahirkan anak, mendidik anak-anak dan melayani suami serta melakukan kerja-kerja di rumah.
Rasulullah ﷺbersabda:
"Wanita, apabila ia sholat lima waktu, puasa sebulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat pada suaminya, maka masuklah ia dari mana saja pintu surga yang ia kehendaki."
(Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, Thabrani dan Anas bin Malik)
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Pertama kali urusan yang akan ditanyakan pada hari Akhirat nanti ialah mengenai sholat dan mengenai urusan suaminya (apakah ia menjalankan kewajibannya atau tidak)."
Imam Thabrani menceritakan bahwa seorang isteri tidak dianggap menjalankan kewajibannya kepada Allah sehingga ia menjalankan kewajibannya kepada suaminya. Seandainya suaminya memintanya (untuk digauli) walaupun (dia) sedang berada di belakang unta maka ia tidak boleh menolaknya.
Nabi ﷺ bersabda:
'Apabila lari wanita dari rumah suaminya, tidak diterima sholatnya sehingga ia kembali dan mengulurkan tangannya kepada suaminya (meminta maaf)." (Riwayat dan Hassan)
Abdullah bin Amru bin Al Ash r.a. berkata: 'Bersabda Rasulullah SAW: "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah." (Riwayat Muslim)
Sabda Rasulullah ﷺ:
"Siapa saja perempuan yang memakai bau bauan, kemudian ia keluar melihat kaum lelaki ajnabi agar mereka mencium bau harumnya maka ia adalah perempuan zina dan tiap-tiap mata yang memandang itu adalah zina." (Riwayat Ahmad, Thabrani dan Hakim)
Sebaik-baik bagi wanita ialah tinggal di rumah, tidak keluar kecuali untuk urusan yang mustahak. Wanita yang keluar rumah akan dipesonakan oleh iblis. Sabda
Rasulullahﷺ :
"Perempuan itu aurat, maka apabila ia keluar, mendongaklah syaitan memandangnya." (Riwayat Tarmizi)
Haram bagi wanita melihat laki-laki sebagaimana laki-laki haram melihat wanita (yang halal nikah) kecuali dalam urusan menuntut ilmu dan berjual-beli.
Diriwayatkan bahwa pada suatu hari, ketika Rasulullahﷺ bersama sama isteri-isterinya (Ummu Salamah dan Maimunah), datang seorang datang seorang sahabat yang buta matanya (Ibnu Maktum), Rasulullah menyuruh isteri-isterinya masuk ke dalam. Bertanya Ummu Salamah, 'Bukankah orang itu tidak dapat melihat kami, ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab, "Bukankah kamu dapat melihatnya?" (Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)
Rasulullahﷺ bersabda:
"Perempuan yang memakai pakaian dalam keadaan berhias (bukan untuk suami dan muhramnya) adalah seumpama gelap-gulita pada han Kiamat, tidak ada nur baginya. " (Riwayat Tarmizi)
Sabda Rasulullah ﷺ:
'Dikawini wanita karena empat sebab: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka carilah yang kuat beragama niscaya kamu bertuah (beruntung)." (Riwayat Bukhari)
Rasulullahﷺ bersabda:
"Salah satu tanda keberkatan wanita itu ialah cepat perkawinannya, cepat pula kehamilannya dan ringan pula maharnya (mas kawinnya)."
Nabi ﷺ pemah bersabda:
"Wanita yang taat akan suaminya, semua burung-burung di udara, ikan di air, malaikat di langit, matahari dan bulan semuanya beristighfar baginya selama dia masih taat pada suaminya dan diredhainya (serta menjaga sholat dan puasanya).
Sabda Rasulullah ﷺ yang bermaksud:
"Wanita yang taat berkhidmat pada suaminya akan tertutup tujuh pintu Neraka dan akan terbuka pintu-pintu Surga. Masuklah dan mana saja pintu yang disukainya dengan tidak dihisab."
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Siapa saja wanita yang bermuka masam sehingga menyebabkan tersinggung hati suaminya, maka wanita itu dimurkai Allah sampai ia bermanis muka dan tersenyum mesra pada suaminya."
Hendaklah isteri berpuas hati (redha) dengan suaminya yang telah dijodohkan oleh Allah, baik itu miskin atau kaya
Ibnu Umar berkata bahwa telah datang seorang wanita kepada Rasulullah ﷺ lalu bertanya,"Apakah hak suami atas isteri?" Jawab baginda,"Tunaikanlah hajatnya sekalipun engkau berada di alas belakang unta. Jangan berpuasa sunat melainkan seijin suami, kalau engkau berpuasa juga maka pahalanya untuk suami dan dosa untuk isteri. Jangan keluar melainkan dengan ijinnya, jika keluar juga akan dilaknat oleh malaikat Rahmat dan malaikat azab sehinggalah ia kembali ke rumahnya."
Sabda Rasulullah ﷺ yang bermaksud:
"Tidak boleh seorang isteri mengerjakan puasa sunat kalau suaminya ada di rumah serta dengan tidak seijinnya dan tidak boleh memasukkan seorang laki-laki ke rumahnya dengan tidak seijin suaminya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Sabda Rasulullahﷺ bermaksud:
"Tidaklah putus balasan dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya."
Dari Muaz bin Jabal, bersabda Rasulullahﷺ: "Siapa saja wanita yang berdiri diatas kedua kakinya membakar roti untuk suaminya, hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api, maka diharamkan muka dan tangannya dan api Neraka."
Dan siapa saja wanita yang menunggu suaminya hingga pulang lalu disapukan mukanya, dihamparkan tempat duduknya atau menyediakan makan minumnya atau merenung ia pada suaminya atau memegang tangannya, membaikkan hidangan padanya, memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya karena mencari keredhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimah ucapannya tiap-tiap langkahnya dan setiap renungannya pada suaminya seperti memerdekakan seorang hamba. Pada hari Kiamat nanti, Allah karuniakan nur hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas karuniaan karamah itu. Tidak ada seorang pun yang sampai ke martabat itu melainkan nabi-nabi.
Thabit Al Bananiy berkata: "Seorang wanita dari Bani Israil yang buta sebelah matanya, sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila dia menghidangkan makanan di hadapan suaminya, dipegang pelita sampai suaminya selesai makan. Pada suatu malam, pelitanya kehabisan sumbu, maka diambil rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada esok harinya matanya yang buta telah sembuh Allah karuniakan karamah (kemuliaan) pada perempuan itu karena memuliakan dan menghormati suaminya."
Dan lbnu Mas'ud bersabda Rasulullah ﷺ: 'Tiap-tiap wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkannya ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (sepuluh ribu tahun) karena dia memuliakan suaminya di dunia maka mendapat pakaian dan bau-bauan syurga untuk turun ke mahligai suaminya dan menghadapnya."
Nabi ﷺ bersabda:
"Siapa saja wanita yang berkata kepada suaminya: Tidak pemah aku dapat dari engkau satu kebaikanpun. Maka Allah akan hapuskan amalannya selama 70 tahun walaupun ia berpuasa siang hari dan beribadah pada malam hari."
Sabda junjungan Rasulullahﷺ :
"Sebaik-baik wanita ialah wanita (isteri) yang apabila engkau memandang kepadanya ia menyenangkan engkau, jika engkau memerintah diturutinya perintah engkau (taat) dan jika engkau berpergian dijaga harta engkau dan dirinya."
Sabda Rasulullahﷺ bermaksud:
"Perempuan tidak berhak keluar dari rumahnya kecuali jika terpaksa (karena suatu urusan yang mustahak) dan dia juga tidak berhak melalui jalan lalu-lalang melainkan di tepi-tepinya."
Syeikh Abdullah AL -fatani:
"Durhaka seorang perempuan yang keluar dan rumahnya kepada majlis zikir atau majlis ilmu yang bukan fardhu ain. Wajiblah atasnya keluar supaya belajar dia akan segala fardhu ain itu dan haram atas suaminya mencegah isteri jika dia (suami) tidak mampu mengajarnya. Jika dia ada ilmu niscaya wajiblah atasnya mengajar akan isterinya itu maka ketika itu haramlah perempuan itu keluar dari rumahnya lagi durhaka dia."
Sabda Rasulullahﷺ :
"Apabila seorang laki-laki memanggil isterinya ke tempat tidur tetapi ditolaknya, hingga marahlah suaminya, maka tidurlah wanita itu dalam laknat malaikat sampai pagi. "
Abu Bakar As Siddiq mengatakan. aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
"Wanita-wanita yang menggunakan lidahnya untuk menyakiti hati suaminya, ia akan mendapat laknat dan kemurkaan Allah, laknat malaikat juga laknat manusia semuanya "
Ibnu Umar r.a. berkata, telah bersabda Rasulullahﷺ : "Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu masing-masing akan ditanya dan suami pemimpin kepada keluarganya dan isteri pemimpin rumah tangga suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian pemimpin dan akan bertanggungjawab atas pimpinanmu. "
(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Tersebut dalam kitab Muhimmah karangan Syeikh Abdullah bin Abdul Rahim Pattani:
"Hendaklah isteri mendahulukan suaminya atas hak dirinya dan seluruh kaum kerabatnya."
Sabda Rasulullah ﷺ bermaksud:
"Wanita yang tinggal di rumah bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama-samaku di dalam surga."
Rasulullah ﷺbersabda:
"Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu." (Riwayat Ahmad)
Rasulullah ﷺbersabda:
"Wanita yang meminta suaminya menceraikannya dengan tidak ada sebab yang dibenarkan oleh syariat, haramlah baginya bau
surga." (Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Wanita yang meninggal dunia dalarn keadaan suaminya redha (tidak marah) padanya, niscaya ia masuk surga." (Riwayat Tarmizi)
Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
"Apabila seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya, Allah mencatatkan baginya setiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan baginya seribu kejahatan."
Sabda Rasulullah ﷺ bermaksud:
"Apabila seorang wanita mulai sakit hendak bersalin maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah (perang sabil)".
Nabi SAW bersabda:
"Apabila seorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosanya seperti keadaan ibunya melahirkannya."
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Perintahkanlah anak-anakmu semua yang berumur tujuh tahun untuk mengerjakan sholat. Apabila mereka telah berumur sepuluh tahun tetapi belum mengerjakan sholat hendaklah dipukul (tetapi jangan sampai luka) dan pisahkanlah tempat tidurnya."
(Riwayat Abu Daud)
Sabda Rasulullahﷺ :
"Ya Fatimah, barang siapa wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong kumis dan mengerat kukunya, memberi minum Allah akan dia dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman daripada taman-taman surga, dan dicatatkan Allah baginya kebebasan dari api Neraka dan selamatlah ia melintas titian Sirat"
Hal-hal yang menjadikan wanita itu durhaka kepada suaminya seperti tersebut dalam kitab Muhimmah:
a. Menghalang suami dari bersuka-suka dengan dirinya baik itu untuk jimak atau menyentuh mana saja bagian tubuhnya.
b. Keluar rumah tanpa izin suami baik itu ketika suami ada di rumah ataupun tidak ada.
c. Keluar rumah karena belajar ilmu yang bukan ilmu fardhu ain. Dibolehkan keluar untuk belajar ilmu fardhu ain jika suaminya tidak mampu mengajar.
d. Tidak mau berpindah (berhijrah) bersama suaminya.
e. Mengunci pintu, tidak mengijinkan suami masuk ke rumah ketika suami ingin masuk.
f. Bermuka masam ketika berhadapan dengan suami.
g. Minta talak.
h. Berpaling atau membelakangi suami ketika berbicara.
i. Menyakiti hati suami baik itu dengan perkataan atau perbuatan.
j. Meninggalkan tempat tidur tanpa izin.
k. Mengijinkan orang lain masuk ke dalam rumah, sedangkan orang itu tidak disukai oleh suami.
Tersebut dalam kitab Muhimmah, suatu ketika di Madinah, Rasulullah ﷺ keluar mengiringi jenazah. Baginda mendapati beberapa orang wanita dalam majelis. Baginda lalu bertanya: "Apakah kamu menyolatkan mayat?" Jawab mereka, "Tidak." Sabda baginda, "Sebaiknya kamu sekalian tidak perlu ziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetap tinggallah di rumah dan berkhidmat kepada suami niscaya pahala sama dengan ibadah- ibadah orang laki-laki."
Imam Ghazali rh.m berkata: "Wajib bagi wanita mengikuti perintah suaminya selagi tidak membawa maksiat."
Ulama-ulama ada berkata, wajib bagi wanita-wanita:
a. Mengekalkan malu pada suaminya.
b. Merendahkan (menundukkan) mata ketika berpandangan.
c. Mengikut kata-kata dan suruhannya.
d. Dengar dan diam ketika suami berbicara.
e. Berdiri menyambut kedatangannya.
f. Berdiri menghantar kepergiannya,
g. Hadir bersamanya ketika masuk tidur.
h. Memakai wangi-wangian untuk suaminya.
i. Membersihkan dan menghilangkan bau mulut untuk suaminya.
j. Berhias ketika hadirnya dan tinggalkan hiasan ketika tidak adanya.
k Tidak berkhianat ketika ketidak adaan suaminya.
l. Memuliakan keluarga suaminya.
m. Memandang pemberian suami yang kecil sebagai besar dan berharga.
n. Ketahuilah, Surga dan Neraka bagi seorang wanita itu bergantung pada redha atau tidaknya suami padanya
Diceritakan di dalam kitab Muhimmah bahwa seorang Badwi menemui Rasulullah ﷺ lalu berkata," Tidak akan aku percaya pada engkau sebelum
ditunjukkan padaku suatu mukjizat." "Apakah yang engkau kehendaki" tanya Rasulullah. "Suruh pohon kurma yang kering itu menghadap engkau," kata Badwi itu. Maka bersabda Rasulullah, "Pergilah engkau kepada pohon yang kering itu, katakan bahwa Muhammad memanggilnya." Arab Badwi itu pun melakukan apa yang diperintahkan. Setelah diberitahu kemudian, pohon kurma itu kelihatan bergerak gerak ke kiri dan ke kanan hingga tercabut akar-akarnya dan berjalan ia menghadap Rasulullah, lalu memberi salam. Rasulullah menjawab salamnya. Melihat peristiwa itu Arab Badwi itu terus mengucap kalimah syahadah. "Cukuplah ya Rasulullah, cukuplah," katanya lagi. Rasulullah pun memerintahkan pohon itu kembali ke tempatnya. Arab Badwi itu berkata lagi. "Wahai Rasulullah, aku telah meminta darimu sesuatu yang tidak pernah diminta oleh orang lain. Itu pun engkau tunaikan, karena itu ijinkan aku sujud kepadamu setiap kali sujud sholat di belakangmu." Jawab baginda, "Tidak harus seorang manusia sujud kepada manusia dan jika diharuskan, maka akan aku perintahkan semua kaum wanita sujud pada suaminya, karena membesarkan dan memuliakan hak-hak suami mereka."
Dari Ali bin Abi Talib: Aku dengar Rasulullah bersabda: "Tiga golongan dari umatku akan mengisi Neraka Jahanam selama tujuh kali umur dunia. Mereka itu adalah:
a. Orang yang gemuk tetapi kurus.
b. Orang yang berpakaian tetapi bertelanjang.
c. Orang yang alim tetapi jahil.
Adapun yang gemuk tetapi kurus itu ialah wanita yang gemuk (sehat) tubuh badannya, tetapi kurang ibadahnya. Orang yang berpakaian tetapi telanjang ialah wanita yang cukup pakaiannya tetapi tidak taat agama (yaitu berpakaian tipis atau terlalu ketat hingga terbayang bentuk tubuh badannya). Orang yang alim tetapi jahil ialah ulama yang menghalalkan yang haram karena kepentingan pribadi. "
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Empat golongan wanita yang berada di surga ialah:
a. Perempuan yang menjaga dirinya dari berbuat haram lagi berbakti kepada Allah dan suaminya.
b. Perempuan yang banyak keturunannya lagi penyabar serta menerima dengan senang hati keadaan serba kurang (dalam kehidupannya) bersama suaminya.
c. Perempuan yang bersifat pemalu dan jika suaminya datang maka ia mengekang mulutnya dari perkataan yang tidak layak kepadanya.
d. Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya dan mempunyai anak-anak yang masih kecil, lalu ia mengekang dirinya hanya untuk mengurus anak-anaknya dan mendidik mereka serta memperlakukannya dengan baik kepada mereka dan tidak bersedia menikah karena kuatir putera puterinya akan tersia-sia. (Kalau ada jaminan putera-puterinya tidak akan disia-siakan barulah ia mau menikah).
Dan empat golongan wanita yang berada dalam Neraka ialah:
a. Wanita yang jelek (kotor) mulutnya terhadap suaminya. Jika suaminya pergi, ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya datang ia memakinya (memarahinya),
b. Wanita yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang dia tidak mampu.
c. Wanita yang tidak menutupi dirinya dari kaum laki-laki dan keluar rumah dengan menampakkan perhiasannya dan memperlihatkan kecantikannya (untuk menarik kaum laki-laki).
d. Wanita yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minum dan tidur dan ia tidak sanggup berbakti kepada Allah dan tidak sanggup berbakti kepada Rasul-Nya dan tidak sanggup berbakti kepada suaminya."
Rasulullah SAW bersabda:
"Wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, pada hari Kiamat nanti Allah jadikan lidahnya sepanjang 70 hasta kemudian diikat ke belakang tengkuknya."
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Aku berdiri di atas surga, kebanyakan orang yang masuk ke masuk ke dalamnya ialah golongan miskin, manakala orang-orang kaya tertahan di luar pintu surga karena dihisab. Selain dari itu ahli Neraka diperintahkan masuk ke dalam Neraka dan aku telah berdiri di atas pintu Neraka, aku lihat kebanyakan orang yang masuk ke dalamnya ialah wanita."
(Riwayat Imam Bukhari dan Usamah bin Lad r.a)
Rasulullah ﷺ juga bersabda: "Aku lihat api Neraka, tidak pemah aku melihatnya seperti hari ini, karena ada pemandangan yang dahsyat di dalamnya. Telah aku saksikan kebanyakan ahli Neraka ialah wanita." Baginda ditanya, "Mengapa begitu, ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "Wanita mengkufurkan suaminya dan mengkufurkan ihsannya. Jika engkau berbuat baik kepadanya seberapa banyak pun dia masih belum merasa puas hati dan cukup." (Riwayat Imam Bukhari)
Sabda Nabi SAW: "Kebanyakan ahli Neraka adalah terdiri dari kaum wanita." Maka menangislah mereka dan bertanya salah seorang daripada mereka, "Mengapa terjadi demikian, apakah karena mereka berzina atau membunuh anak atau kafir?" Jawab Nabi, "Tidak, mereka ini ialah mereka yang tidak bersyukur akan nikmat suaminya, sesungguhnya tiap-tiap seorang kamu adalah dalam nikmat suaminya."
Sabda Rasulullah SAW:
"Keadaan wanita sepuluh kali ganda seorang laki-laki di dalam Neraka dan dua kali ganda seorang laki-laki di dalarn surga. "
Suatu hari Rasulullah SAW datang melawat anaknya Fatimah ra dan didapatinya sedang menangis. Maka bertanyalah Rasulullah
SAW: "Apakah yang membuat engkau menangis, wahai Fatimah?'
Fatimah menjawab, "Wahai ayahku, aku menangis disebabkan oleh keletihan yang tidak terkira ketika mengisar tepung dan menyediakan keperluan rumah. Sekiranya ayahanda menyuruh Imam Ali membeli seorang wanita suruhan, itu akan menjadi pemberian yang besar bagiku."
Mendengar kata-kata itu, hati Rasulullahﷺ teriris hingga berlinang air mata baginda. Lalu baginda pun duduk berhampiran alat pengisar kemudian mengambil segenggam gandum dan melafazkan (basmalah).
Ketika Rasulullah ﷺ memasukkan gandum tersebut ke dalam alat pengisar maka bergeraklah alat itu dengan sendirinya sambil alat itu memuji Allah dalam bahasa yang amat indah dan suara yang amat merdu sehingga semuanya dikisar. Lalu Baginda pun berkata, "Berhentilah kamu wahai alat pengisar " Ketika itu Allah telah menjadikan alat itu dapat berkata-kata. "Demi Allah yang mengantarmu dengan kebenaran sebagai seorang Rasul dan dengan berita sebagai orang yang diamanahkan. Aku tidak akan berhenti sebelum kau memberi jaminan dari Allah untuk menempatkan aku di dalam surga dan menjauhkan aku dari api Neraka." Berkata Rasulullah SAW: "Kau adalah batu, namun kau takut pada api Neraka" Alat pengisar menjawab, "Wahai Rasulullah, aku telah mendengar kata-kata ini dari Al Quran: "Wahai orang yang beriman, jauhkanlah dirimu dan ahli keluargamu dari api Neraka yang pembakarnya terdiri dari manusia dari batu-batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, tidak mendurhakai terhadap apa yang diperintahkan Allah kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Maka Rasulullah pun mendoakan untuk keselamatan batu itu. Selesai berdoa turunlah malaikat Jibril a.s dan berkata: "Wahai Muhammad, Tuhan yang untuknya segala pujian dan yang Maha Tinggi, mengirim salam dan penghormatan dan berpesan kepada engkau, beritahu batu itu berita gembira bahwa Allah telah menganugerahkan pada batu itu keselamatan dari api neraka dan meletakkannya di antara batu-batu surga di dalam mahligai Fatimah di mana ia akan bercahaya bagaikan matahari di alam ini."
Lalu disampaikan berita itu. Baginda memandang kepada Fatimah lalu bersabda: "Wahai Fatimah, sekianya begitu kehendakAllah, pengisar ini akan bekerja setiap hari tetapi Allah ingin mencatatkan untukmu perbuatan baik dan meninggikan derajatmu karena tanggung jawabmu yang berat itu. "
"Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan membina tujuh parit di antara dirinya dengan api Neraka, jarak di antara parit itu ialah sejauh langit dan bumi. "
"Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utas benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat."
"Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menganyam benang yang dibuatnya, Allah telah menentukan satu tempat khusus untuknya di atas takhta di hari Akhirat."
"Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan mencatatkan baginya pahala sama seperti orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang tidak berpakaian."
"Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya, menyikatnya, mencuci pakaian-pakaian mereka dan mencuci akan diri anaknya itu, Allah akan mencatatkan untuknya pekerjaan baik sebanyak helai rambut mereka dan memadamkan sebanyak itu pula pekerjaan yang jahat dan menjadikan dinnya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memperhatikan." (Riwayat Abu Hurairah)
Asma binti Khanyah Fazari diriwayatkan telah berkata pada puterinya pada hari pernikahan anaknya itu: "Hai anakku, kini engkau akan keluar dari sarang di mana engkau dibesarkan. Engkau akan berpindah ke sebuah rumah dan hamparan yang belum engkau kenali. Itulah suamimu. Jadilah engkau tanah bagi suamimu (taat perintahnya) dan dia akan menjadi langit bagimu (tempat bernaung). Jadilah engkau sebagai lantai supaya dia dapat menjadi tiangnya. Jangan engkau bebani dia dengan berbagai-bagai kesukaran karena itu akan memungkinkan dia meninggalkamu. Kalau dia mendekatimu, dekatilah dia dan jika dia menjauhimu maka jauhilah dia dengan baik. Peliharalah benar-benar suamimu itu akan hidungnya, pendengarannya, matanya dan lain-lain. Janganlah biarkan suamimu itu mencium sesuatu darimu melainkan yang harum, Jangan pula dia mendengar melainkan yang enak dan janganlah dia melihat melainkan yang indah saja pada dirimu."
"Kebanyakan wanita itu adalah isi Neraka dan kayu apinya." Sayidatina Aisyah bertanya, "Mengapa, wahai Rasulullah?" Jawab Rasulullah SAW: Karena kebanyakan perempuan itu tidak sabar dalam menghadapi kesusahan, kesakitan dan cobaan seperti kesakitan waktu melahirkan anak, mendidik anak-anak dan melayani suami serta melakukan kerja-kerja di rumah.
Rasulullah ﷺbersabda:
"Wanita, apabila ia sholat lima waktu, puasa sebulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat pada suaminya, maka masuklah ia dari mana saja pintu surga yang ia kehendaki."
(Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, Thabrani dan Anas bin Malik)
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Pertama kali urusan yang akan ditanyakan pada hari Akhirat nanti ialah mengenai sholat dan mengenai urusan suaminya (apakah ia menjalankan kewajibannya atau tidak)."
Imam Thabrani menceritakan bahwa seorang isteri tidak dianggap menjalankan kewajibannya kepada Allah sehingga ia menjalankan kewajibannya kepada suaminya. Seandainya suaminya memintanya (untuk digauli) walaupun (dia) sedang berada di belakang unta maka ia tidak boleh menolaknya.
Nabi ﷺ bersabda:
'Apabila lari wanita dari rumah suaminya, tidak diterima sholatnya sehingga ia kembali dan mengulurkan tangannya kepada suaminya (meminta maaf)." (Riwayat dan Hassan)
Abdullah bin Amru bin Al Ash r.a. berkata: 'Bersabda Rasulullah SAW: "Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah." (Riwayat Muslim)
Sabda Rasulullah ﷺ:
"Siapa saja perempuan yang memakai bau bauan, kemudian ia keluar melihat kaum lelaki ajnabi agar mereka mencium bau harumnya maka ia adalah perempuan zina dan tiap-tiap mata yang memandang itu adalah zina." (Riwayat Ahmad, Thabrani dan Hakim)
Sebaik-baik bagi wanita ialah tinggal di rumah, tidak keluar kecuali untuk urusan yang mustahak. Wanita yang keluar rumah akan dipesonakan oleh iblis. Sabda
Rasulullahﷺ :
"Perempuan itu aurat, maka apabila ia keluar, mendongaklah syaitan memandangnya." (Riwayat Tarmizi)
Haram bagi wanita melihat laki-laki sebagaimana laki-laki haram melihat wanita (yang halal nikah) kecuali dalam urusan menuntut ilmu dan berjual-beli.
Diriwayatkan bahwa pada suatu hari, ketika Rasulullahﷺ bersama sama isteri-isterinya (Ummu Salamah dan Maimunah), datang seorang datang seorang sahabat yang buta matanya (Ibnu Maktum), Rasulullah menyuruh isteri-isterinya masuk ke dalam. Bertanya Ummu Salamah, 'Bukankah orang itu tidak dapat melihat kami, ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab, "Bukankah kamu dapat melihatnya?" (Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)
Rasulullahﷺ bersabda:
"Perempuan yang memakai pakaian dalam keadaan berhias (bukan untuk suami dan muhramnya) adalah seumpama gelap-gulita pada han Kiamat, tidak ada nur baginya. " (Riwayat Tarmizi)
Sabda Rasulullah ﷺ:
'Dikawini wanita karena empat sebab: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka carilah yang kuat beragama niscaya kamu bertuah (beruntung)." (Riwayat Bukhari)
Rasulullahﷺ bersabda:
"Salah satu tanda keberkatan wanita itu ialah cepat perkawinannya, cepat pula kehamilannya dan ringan pula maharnya (mas kawinnya)."
Nabi ﷺ pemah bersabda:
"Wanita yang taat akan suaminya, semua burung-burung di udara, ikan di air, malaikat di langit, matahari dan bulan semuanya beristighfar baginya selama dia masih taat pada suaminya dan diredhainya (serta menjaga sholat dan puasanya).
Sabda Rasulullah ﷺ yang bermaksud:
"Wanita yang taat berkhidmat pada suaminya akan tertutup tujuh pintu Neraka dan akan terbuka pintu-pintu Surga. Masuklah dan mana saja pintu yang disukainya dengan tidak dihisab."
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Siapa saja wanita yang bermuka masam sehingga menyebabkan tersinggung hati suaminya, maka wanita itu dimurkai Allah sampai ia bermanis muka dan tersenyum mesra pada suaminya."
Hendaklah isteri berpuas hati (redha) dengan suaminya yang telah dijodohkan oleh Allah, baik itu miskin atau kaya
Ibnu Umar berkata bahwa telah datang seorang wanita kepada Rasulullah ﷺ lalu bertanya,"Apakah hak suami atas isteri?" Jawab baginda,"Tunaikanlah hajatnya sekalipun engkau berada di alas belakang unta. Jangan berpuasa sunat melainkan seijin suami, kalau engkau berpuasa juga maka pahalanya untuk suami dan dosa untuk isteri. Jangan keluar melainkan dengan ijinnya, jika keluar juga akan dilaknat oleh malaikat Rahmat dan malaikat azab sehinggalah ia kembali ke rumahnya."
Sabda Rasulullah ﷺ yang bermaksud:
"Tidak boleh seorang isteri mengerjakan puasa sunat kalau suaminya ada di rumah serta dengan tidak seijinnya dan tidak boleh memasukkan seorang laki-laki ke rumahnya dengan tidak seijin suaminya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Sabda Rasulullahﷺ bermaksud:
"Tidaklah putus balasan dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya."
Dari Muaz bin Jabal, bersabda Rasulullahﷺ: "Siapa saja wanita yang berdiri diatas kedua kakinya membakar roti untuk suaminya, hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api, maka diharamkan muka dan tangannya dan api Neraka."
Dan siapa saja wanita yang menunggu suaminya hingga pulang lalu disapukan mukanya, dihamparkan tempat duduknya atau menyediakan makan minumnya atau merenung ia pada suaminya atau memegang tangannya, membaikkan hidangan padanya, memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya karena mencari keredhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimah ucapannya tiap-tiap langkahnya dan setiap renungannya pada suaminya seperti memerdekakan seorang hamba. Pada hari Kiamat nanti, Allah karuniakan nur hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas karuniaan karamah itu. Tidak ada seorang pun yang sampai ke martabat itu melainkan nabi-nabi.
Thabit Al Bananiy berkata: "Seorang wanita dari Bani Israil yang buta sebelah matanya, sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila dia menghidangkan makanan di hadapan suaminya, dipegang pelita sampai suaminya selesai makan. Pada suatu malam, pelitanya kehabisan sumbu, maka diambil rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada esok harinya matanya yang buta telah sembuh Allah karuniakan karamah (kemuliaan) pada perempuan itu karena memuliakan dan menghormati suaminya."
Dan lbnu Mas'ud bersabda Rasulullah ﷺ: 'Tiap-tiap wanita yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkannya ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (sepuluh ribu tahun) karena dia memuliakan suaminya di dunia maka mendapat pakaian dan bau-bauan syurga untuk turun ke mahligai suaminya dan menghadapnya."
Nabi ﷺ bersabda:
"Siapa saja wanita yang berkata kepada suaminya: Tidak pemah aku dapat dari engkau satu kebaikanpun. Maka Allah akan hapuskan amalannya selama 70 tahun walaupun ia berpuasa siang hari dan beribadah pada malam hari."
Sabda junjungan Rasulullahﷺ :
"Sebaik-baik wanita ialah wanita (isteri) yang apabila engkau memandang kepadanya ia menyenangkan engkau, jika engkau memerintah diturutinya perintah engkau (taat) dan jika engkau berpergian dijaga harta engkau dan dirinya."
Sabda Rasulullahﷺ bermaksud:
"Perempuan tidak berhak keluar dari rumahnya kecuali jika terpaksa (karena suatu urusan yang mustahak) dan dia juga tidak berhak melalui jalan lalu-lalang melainkan di tepi-tepinya."
Syeikh Abdullah AL -fatani:
"Durhaka seorang perempuan yang keluar dan rumahnya kepada majlis zikir atau majlis ilmu yang bukan fardhu ain. Wajiblah atasnya keluar supaya belajar dia akan segala fardhu ain itu dan haram atas suaminya mencegah isteri jika dia (suami) tidak mampu mengajarnya. Jika dia ada ilmu niscaya wajiblah atasnya mengajar akan isterinya itu maka ketika itu haramlah perempuan itu keluar dari rumahnya lagi durhaka dia."
Sabda Rasulullahﷺ :
"Apabila seorang laki-laki memanggil isterinya ke tempat tidur tetapi ditolaknya, hingga marahlah suaminya, maka tidurlah wanita itu dalam laknat malaikat sampai pagi. "
Abu Bakar As Siddiq mengatakan. aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
"Wanita-wanita yang menggunakan lidahnya untuk menyakiti hati suaminya, ia akan mendapat laknat dan kemurkaan Allah, laknat malaikat juga laknat manusia semuanya "
Ibnu Umar r.a. berkata, telah bersabda Rasulullahﷺ : "Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu masing-masing akan ditanya dan suami pemimpin kepada keluarganya dan isteri pemimpin rumah tangga suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian pemimpin dan akan bertanggungjawab atas pimpinanmu. "
(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Tersebut dalam kitab Muhimmah karangan Syeikh Abdullah bin Abdul Rahim Pattani:
"Hendaklah isteri mendahulukan suaminya atas hak dirinya dan seluruh kaum kerabatnya."
Sabda Rasulullah ﷺ bermaksud:
"Wanita yang tinggal di rumah bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama-samaku di dalam surga."
Rasulullah ﷺbersabda:
"Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu." (Riwayat Ahmad)
Rasulullah ﷺbersabda:
"Wanita yang meminta suaminya menceraikannya dengan tidak ada sebab yang dibenarkan oleh syariat, haramlah baginya bau
surga." (Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Wanita yang meninggal dunia dalarn keadaan suaminya redha (tidak marah) padanya, niscaya ia masuk surga." (Riwayat Tarmizi)
Sabda Rasulullah SAW bermaksud:
"Apabila seorang wanita mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya, Allah mencatatkan baginya setiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan baginya seribu kejahatan."
Sabda Rasulullah ﷺ bermaksud:
"Apabila seorang wanita mulai sakit hendak bersalin maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah (perang sabil)".
Nabi SAW bersabda:
"Apabila seorang wanita melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosanya seperti keadaan ibunya melahirkannya."
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Perintahkanlah anak-anakmu semua yang berumur tujuh tahun untuk mengerjakan sholat. Apabila mereka telah berumur sepuluh tahun tetapi belum mengerjakan sholat hendaklah dipukul (tetapi jangan sampai luka) dan pisahkanlah tempat tidurnya."
(Riwayat Abu Daud)
Sabda Rasulullahﷺ :
"Ya Fatimah, barang siapa wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong kumis dan mengerat kukunya, memberi minum Allah akan dia dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman daripada taman-taman surga, dan dicatatkan Allah baginya kebebasan dari api Neraka dan selamatlah ia melintas titian Sirat"
Hal-hal yang menjadikan wanita itu durhaka kepada suaminya seperti tersebut dalam kitab Muhimmah:
a. Menghalang suami dari bersuka-suka dengan dirinya baik itu untuk jimak atau menyentuh mana saja bagian tubuhnya.
b. Keluar rumah tanpa izin suami baik itu ketika suami ada di rumah ataupun tidak ada.
c. Keluar rumah karena belajar ilmu yang bukan ilmu fardhu ain. Dibolehkan keluar untuk belajar ilmu fardhu ain jika suaminya tidak mampu mengajar.
d. Tidak mau berpindah (berhijrah) bersama suaminya.
e. Mengunci pintu, tidak mengijinkan suami masuk ke rumah ketika suami ingin masuk.
f. Bermuka masam ketika berhadapan dengan suami.
g. Minta talak.
h. Berpaling atau membelakangi suami ketika berbicara.
i. Menyakiti hati suami baik itu dengan perkataan atau perbuatan.
j. Meninggalkan tempat tidur tanpa izin.
k. Mengijinkan orang lain masuk ke dalam rumah, sedangkan orang itu tidak disukai oleh suami.
Tersebut dalam kitab Muhimmah, suatu ketika di Madinah, Rasulullah ﷺ keluar mengiringi jenazah. Baginda mendapati beberapa orang wanita dalam majelis. Baginda lalu bertanya: "Apakah kamu menyolatkan mayat?" Jawab mereka, "Tidak." Sabda baginda, "Sebaiknya kamu sekalian tidak perlu ziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetap tinggallah di rumah dan berkhidmat kepada suami niscaya pahala sama dengan ibadah- ibadah orang laki-laki."
Imam Ghazali rh.m berkata: "Wajib bagi wanita mengikuti perintah suaminya selagi tidak membawa maksiat."
Ulama-ulama ada berkata, wajib bagi wanita-wanita:
a. Mengekalkan malu pada suaminya.
b. Merendahkan (menundukkan) mata ketika berpandangan.
c. Mengikut kata-kata dan suruhannya.
d. Dengar dan diam ketika suami berbicara.
e. Berdiri menyambut kedatangannya.
f. Berdiri menghantar kepergiannya,
g. Hadir bersamanya ketika masuk tidur.
h. Memakai wangi-wangian untuk suaminya.
i. Membersihkan dan menghilangkan bau mulut untuk suaminya.
j. Berhias ketika hadirnya dan tinggalkan hiasan ketika tidak adanya.
k Tidak berkhianat ketika ketidak adaan suaminya.
l. Memuliakan keluarga suaminya.
m. Memandang pemberian suami yang kecil sebagai besar dan berharga.
n. Ketahuilah, Surga dan Neraka bagi seorang wanita itu bergantung pada redha atau tidaknya suami padanya
Diceritakan di dalam kitab Muhimmah bahwa seorang Badwi menemui Rasulullah ﷺ lalu berkata," Tidak akan aku percaya pada engkau sebelum
ditunjukkan padaku suatu mukjizat." "Apakah yang engkau kehendaki" tanya Rasulullah. "Suruh pohon kurma yang kering itu menghadap engkau," kata Badwi itu. Maka bersabda Rasulullah, "Pergilah engkau kepada pohon yang kering itu, katakan bahwa Muhammad memanggilnya." Arab Badwi itu pun melakukan apa yang diperintahkan. Setelah diberitahu kemudian, pohon kurma itu kelihatan bergerak gerak ke kiri dan ke kanan hingga tercabut akar-akarnya dan berjalan ia menghadap Rasulullah, lalu memberi salam. Rasulullah menjawab salamnya. Melihat peristiwa itu Arab Badwi itu terus mengucap kalimah syahadah. "Cukuplah ya Rasulullah, cukuplah," katanya lagi. Rasulullah pun memerintahkan pohon itu kembali ke tempatnya. Arab Badwi itu berkata lagi. "Wahai Rasulullah, aku telah meminta darimu sesuatu yang tidak pernah diminta oleh orang lain. Itu pun engkau tunaikan, karena itu ijinkan aku sujud kepadamu setiap kali sujud sholat di belakangmu." Jawab baginda, "Tidak harus seorang manusia sujud kepada manusia dan jika diharuskan, maka akan aku perintahkan semua kaum wanita sujud pada suaminya, karena membesarkan dan memuliakan hak-hak suami mereka."
Dari Ali bin Abi Talib: Aku dengar Rasulullah bersabda: "Tiga golongan dari umatku akan mengisi Neraka Jahanam selama tujuh kali umur dunia. Mereka itu adalah:
a. Orang yang gemuk tetapi kurus.
b. Orang yang berpakaian tetapi bertelanjang.
c. Orang yang alim tetapi jahil.
Adapun yang gemuk tetapi kurus itu ialah wanita yang gemuk (sehat) tubuh badannya, tetapi kurang ibadahnya. Orang yang berpakaian tetapi telanjang ialah wanita yang cukup pakaiannya tetapi tidak taat agama (yaitu berpakaian tipis atau terlalu ketat hingga terbayang bentuk tubuh badannya). Orang yang alim tetapi jahil ialah ulama yang menghalalkan yang haram karena kepentingan pribadi. "
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Empat golongan wanita yang berada di surga ialah:
a. Perempuan yang menjaga dirinya dari berbuat haram lagi berbakti kepada Allah dan suaminya.
b. Perempuan yang banyak keturunannya lagi penyabar serta menerima dengan senang hati keadaan serba kurang (dalam kehidupannya) bersama suaminya.
c. Perempuan yang bersifat pemalu dan jika suaminya datang maka ia mengekang mulutnya dari perkataan yang tidak layak kepadanya.
d. Perempuan yang ditinggal mati oleh suaminya dan mempunyai anak-anak yang masih kecil, lalu ia mengekang dirinya hanya untuk mengurus anak-anaknya dan mendidik mereka serta memperlakukannya dengan baik kepada mereka dan tidak bersedia menikah karena kuatir putera puterinya akan tersia-sia. (Kalau ada jaminan putera-puterinya tidak akan disia-siakan barulah ia mau menikah).
Dan empat golongan wanita yang berada dalam Neraka ialah:
a. Wanita yang jelek (kotor) mulutnya terhadap suaminya. Jika suaminya pergi, ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya datang ia memakinya (memarahinya),
b. Wanita yang memaksa suaminya untuk memberi apa yang dia tidak mampu.
c. Wanita yang tidak menutupi dirinya dari kaum laki-laki dan keluar rumah dengan menampakkan perhiasannya dan memperlihatkan kecantikannya (untuk menarik kaum laki-laki).
d. Wanita yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minum dan tidur dan ia tidak sanggup berbakti kepada Allah dan tidak sanggup berbakti kepada Rasul-Nya dan tidak sanggup berbakti kepada suaminya."
Rasulullah SAW bersabda:
"Wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, pada hari Kiamat nanti Allah jadikan lidahnya sepanjang 70 hasta kemudian diikat ke belakang tengkuknya."
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Aku berdiri di atas surga, kebanyakan orang yang masuk ke masuk ke dalamnya ialah golongan miskin, manakala orang-orang kaya tertahan di luar pintu surga karena dihisab. Selain dari itu ahli Neraka diperintahkan masuk ke dalam Neraka dan aku telah berdiri di atas pintu Neraka, aku lihat kebanyakan orang yang masuk ke dalamnya ialah wanita."
(Riwayat Imam Bukhari dan Usamah bin Lad r.a)
Rasulullah ﷺ juga bersabda: "Aku lihat api Neraka, tidak pemah aku melihatnya seperti hari ini, karena ada pemandangan yang dahsyat di dalamnya. Telah aku saksikan kebanyakan ahli Neraka ialah wanita." Baginda ditanya, "Mengapa begitu, ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "Wanita mengkufurkan suaminya dan mengkufurkan ihsannya. Jika engkau berbuat baik kepadanya seberapa banyak pun dia masih belum merasa puas hati dan cukup." (Riwayat Imam Bukhari)
Sabda Nabi SAW: "Kebanyakan ahli Neraka adalah terdiri dari kaum wanita." Maka menangislah mereka dan bertanya salah seorang daripada mereka, "Mengapa terjadi demikian, apakah karena mereka berzina atau membunuh anak atau kafir?" Jawab Nabi, "Tidak, mereka ini ialah mereka yang tidak bersyukur akan nikmat suaminya, sesungguhnya tiap-tiap seorang kamu adalah dalam nikmat suaminya."
Sabda Rasulullah SAW:
"Keadaan wanita sepuluh kali ganda seorang laki-laki di dalam Neraka dan dua kali ganda seorang laki-laki di dalarn surga. "
Suatu hari Rasulullah SAW datang melawat anaknya Fatimah ra dan didapatinya sedang menangis. Maka bertanyalah Rasulullah
SAW: "Apakah yang membuat engkau menangis, wahai Fatimah?'
Fatimah menjawab, "Wahai ayahku, aku menangis disebabkan oleh keletihan yang tidak terkira ketika mengisar tepung dan menyediakan keperluan rumah. Sekiranya ayahanda menyuruh Imam Ali membeli seorang wanita suruhan, itu akan menjadi pemberian yang besar bagiku."
Mendengar kata-kata itu, hati Rasulullahﷺ teriris hingga berlinang air mata baginda. Lalu baginda pun duduk berhampiran alat pengisar kemudian mengambil segenggam gandum dan melafazkan (basmalah).
Ketika Rasulullah ﷺ memasukkan gandum tersebut ke dalam alat pengisar maka bergeraklah alat itu dengan sendirinya sambil alat itu memuji Allah dalam bahasa yang amat indah dan suara yang amat merdu sehingga semuanya dikisar. Lalu Baginda pun berkata, "Berhentilah kamu wahai alat pengisar " Ketika itu Allah telah menjadikan alat itu dapat berkata-kata. "Demi Allah yang mengantarmu dengan kebenaran sebagai seorang Rasul dan dengan berita sebagai orang yang diamanahkan. Aku tidak akan berhenti sebelum kau memberi jaminan dari Allah untuk menempatkan aku di dalam surga dan menjauhkan aku dari api Neraka." Berkata Rasulullah SAW: "Kau adalah batu, namun kau takut pada api Neraka" Alat pengisar menjawab, "Wahai Rasulullah, aku telah mendengar kata-kata ini dari Al Quran: "Wahai orang yang beriman, jauhkanlah dirimu dan ahli keluargamu dari api Neraka yang pembakarnya terdiri dari manusia dari batu-batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, tidak mendurhakai terhadap apa yang diperintahkan Allah kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Maka Rasulullah pun mendoakan untuk keselamatan batu itu. Selesai berdoa turunlah malaikat Jibril a.s dan berkata: "Wahai Muhammad, Tuhan yang untuknya segala pujian dan yang Maha Tinggi, mengirim salam dan penghormatan dan berpesan kepada engkau, beritahu batu itu berita gembira bahwa Allah telah menganugerahkan pada batu itu keselamatan dari api neraka dan meletakkannya di antara batu-batu surga di dalam mahligai Fatimah di mana ia akan bercahaya bagaikan matahari di alam ini."
Lalu disampaikan berita itu. Baginda memandang kepada Fatimah lalu bersabda: "Wahai Fatimah, sekianya begitu kehendakAllah, pengisar ini akan bekerja setiap hari tetapi Allah ingin mencatatkan untukmu perbuatan baik dan meninggikan derajatmu karena tanggung jawabmu yang berat itu. "
"Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan membina tujuh parit di antara dirinya dengan api Neraka, jarak di antara parit itu ialah sejauh langit dan bumi. "
"Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utas benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat."
"Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menganyam benang yang dibuatnya, Allah telah menentukan satu tempat khusus untuknya di atas takhta di hari Akhirat."
"Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan mencatatkan baginya pahala sama seperti orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang tidak berpakaian."
"Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya, menyikatnya, mencuci pakaian-pakaian mereka dan mencuci akan diri anaknya itu, Allah akan mencatatkan untuknya pekerjaan baik sebanyak helai rambut mereka dan memadamkan sebanyak itu pula pekerjaan yang jahat dan menjadikan dinnya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memperhatikan." (Riwayat Abu Hurairah)
Asma binti Khanyah Fazari diriwayatkan telah berkata pada puterinya pada hari pernikahan anaknya itu: "Hai anakku, kini engkau akan keluar dari sarang di mana engkau dibesarkan. Engkau akan berpindah ke sebuah rumah dan hamparan yang belum engkau kenali. Itulah suamimu. Jadilah engkau tanah bagi suamimu (taat perintahnya) dan dia akan menjadi langit bagimu (tempat bernaung). Jadilah engkau sebagai lantai supaya dia dapat menjadi tiangnya. Jangan engkau bebani dia dengan berbagai-bagai kesukaran karena itu akan memungkinkan dia meninggalkamu. Kalau dia mendekatimu, dekatilah dia dan jika dia menjauhimu maka jauhilah dia dengan baik. Peliharalah benar-benar suamimu itu akan hidungnya, pendengarannya, matanya dan lain-lain. Janganlah biarkan suamimu itu mencium sesuatu darimu melainkan yang harum, Jangan pula dia mendengar melainkan yang enak dan janganlah dia melihat melainkan yang indah saja pada dirimu."
Rasulullah pun Menangis (Pesan Untuk Wanita)
Siang itu Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Rasulullah
meninggalkan rumah untuk berkunjung ke rumah Rasulullah SAW. Semenjak
menikah dengan Ali, Fatimah tidak lagi tinggal bersama Rasulullah. Maka
sebagai pengobat rindu hati Fatimah dan Ali terhadap Rasulullah, mereka
selalu meluangkan waktu untuk mengunjungi sang ayah.
Namun pada kunjungan hari itu mereka mendapati Rasulullah tidak sebagaimana biasanya. Dari luar rumah terdengar suara tangisan Rasulullah yang menyayat hati. Ali dan Fatimah berhamburan masuk ke dalam rumah ingin segera mengetahui apa yang sedang terjadi dengan Rasulullah.
Rasulullah sedang duduk termenung di dalam rumah. Tergurat kesedihan yang amat dalam di wajahnya. Air matanya terus meleleh membasahi kedua pipi yang putih bagaikan pualam. Sesuatu yang besar telah terjadi hingga Rasulullah menangis tiada henti.
“Assalamua’alika Ya Rasulallah… Apa yang telah terjadi…” tanya Ali.
“Wahai ayah, sesuatu apakah yang telah membuat ayah bersedih. Mengapa air mata ayah terus menetes?” sambung Fatimah.
Rasulullah memandang putri dan menantunya, lalu beliau berkata,
“Tadi malam ada seseorang yang mengajakku naik ke langit… Lalu membawaku ke suatu tempat yang sangat mengerikan. Jurang-jurang dalam yang dipenuhi dengan api yang berkobar… Lalu aku melihat orang-orang perempuan dari umatku yang disiksa dengan bermacam-macam siksaan. Begitu dahsyatnya siksaan itu hingga mereka menjerit-jerit kesakitan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis seperti ini”. “Wahai anakku… Diantara siksaan itu, aku melihat perempuan-perempuan yang digantung dengan rambutnya lalu otaknya mendidih”.
“Kemudian aku melihat perempuan-perempuan yang digantung dengan lidahnya, lalu air panas mendidih dituangkan ke tenggorokannya”.
“Di sudut yang lain aku melihat perempuan-perempuan yang diikat kedua kakinya hingga puting payudaranya dan kedua tangannya diikatkan pada ubun-ubunnya, kemudian Allah memerintahkan ular-ular berbisa dan kalajengking untuk menggigit dan menyengat tubuh-tubuh mereka”.
“Tidak hanya itu. Ada lagi perempuan-perempuan yang digantung dengan kedua puting payudaranya”.
“Lalu aku lihat perempuan-perempuan berkepala babi namun tubuh mereka seperti keledai dan telah disiapkan untuk mereka satu juta macam siksaan yang lain”.
“Aku juga melihat perempuan-perempuan yang wajahnya seperti anjing, sedangkan api masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya, lalu malaikat memukul mereka dengan palu-palu dari api”.
Rasulullah diam. Sesekali beliau mengusap air mata yang membasahi pipinya. Lalu bertanyalah Fatimah, “Wahai Ayahku tercinta, Apakah yang telah diperbuat oleh perempuan-perempuan itu? Sehingga mereka harus menerima siksaan yang sangat mengerikan itu?”
Rasulullah menjelasakan, “Wahai putriku, perempuan-perempuan yang digantung dengan rambutnya itu adalah perempuan yang tidak mau menutup rambutnya dari laki-laki yang bukan mahram”. Dia malah bangga apabila ada laki-laki yang terpesona dengan keindahan rambutnya sehingga dia enggan mengenakan kerudung atau jilbab.
“Sedangkan perempuan-perempuan yang digantung dengan lidahnya adalah mereka yang mulutnya sering mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati suaminya”. Istri yang seharusnya bertutur kata yang baik, lemah lembut dan santun terhadap suami, ternyata malah sering melontarkan umpatan, celaan, hinaan dan kata-kata yang kasar. Maka itulah pembalasan yang setimpal dengan perbuatannya.
“Lalu perempuan-perempuan yang digantung dengan puting payudaranya itu adalah perempuan yang menyakiti suami di tempat tidur”. Dia suka menolak ajakan suami di tempat tidur dengan tanpa alasan yang jelas.
“Lalu kenapa dengan perempuan-perempuan yang kedua kakinya diikat hingga puting payudaranya dan tangannya sampai ubun-ubun, lalu tubuhnya digerogoti ular dan kalajengking itu Ya Rasulullah…” tanya Fatimah.
“Mereka adalah perempuan yang tidak mau segera mandi junub setelah suci dari haid dan suka melalaikan shalat” jawab Rasulullah
“Bagaimana dengan perempuan-perempuan yang berkepala babi dan bertubuh keledai? Kesalahan apa yang telah mereka lakukan?” tanya Fatimah.
“Wahai Fatimah, mereka adalah perempuan yang suka mengadu domba dan suka berbuat dusta”. Dia sebarkan berita-berita dusta untuk mengadu domba manusia.
“Sedangkan perempuan-perempuan yang yang bertubuh seperti seekor anjing, lalu api dimasukkan ke mulutnya dan keluar melalui duburnya adalah perempuan yang suka mengungkit ungkit pemberian dan suka dengki terhadap kenikmatan yang orang lain” jelas Rasulullah.
Fatimah dan Ali tertegun mendengar cerita yang merupakan kejadian nyata yang dilihat oleh Rasulullah dalam perjalanan Isra’ Mi’raj. Allah sengaja menunjukkan kejadian-kejadian itu kepada rasulNya agar menjadi peringatan bagi seluruh umat, khususnya orang-orang yang beriman.
Di akhir cerita Rasulullah berpesan kepada Fatimah, “Wahai anak perempuanku.. Celaka bagi seorang istri yang menentang pada suaminya” Hadits Riwayat Az Zawajir
Namun pada kunjungan hari itu mereka mendapati Rasulullah tidak sebagaimana biasanya. Dari luar rumah terdengar suara tangisan Rasulullah yang menyayat hati. Ali dan Fatimah berhamburan masuk ke dalam rumah ingin segera mengetahui apa yang sedang terjadi dengan Rasulullah.
Rasulullah sedang duduk termenung di dalam rumah. Tergurat kesedihan yang amat dalam di wajahnya. Air matanya terus meleleh membasahi kedua pipi yang putih bagaikan pualam. Sesuatu yang besar telah terjadi hingga Rasulullah menangis tiada henti.
“Assalamua’alika Ya Rasulallah… Apa yang telah terjadi…” tanya Ali.
“Wahai ayah, sesuatu apakah yang telah membuat ayah bersedih. Mengapa air mata ayah terus menetes?” sambung Fatimah.
Rasulullah memandang putri dan menantunya, lalu beliau berkata,
“Tadi malam ada seseorang yang mengajakku naik ke langit… Lalu membawaku ke suatu tempat yang sangat mengerikan. Jurang-jurang dalam yang dipenuhi dengan api yang berkobar… Lalu aku melihat orang-orang perempuan dari umatku yang disiksa dengan bermacam-macam siksaan. Begitu dahsyatnya siksaan itu hingga mereka menjerit-jerit kesakitan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis seperti ini”. “Wahai anakku… Diantara siksaan itu, aku melihat perempuan-perempuan yang digantung dengan rambutnya lalu otaknya mendidih”.
“Kemudian aku melihat perempuan-perempuan yang digantung dengan lidahnya, lalu air panas mendidih dituangkan ke tenggorokannya”.
“Di sudut yang lain aku melihat perempuan-perempuan yang diikat kedua kakinya hingga puting payudaranya dan kedua tangannya diikatkan pada ubun-ubunnya, kemudian Allah memerintahkan ular-ular berbisa dan kalajengking untuk menggigit dan menyengat tubuh-tubuh mereka”.
“Tidak hanya itu. Ada lagi perempuan-perempuan yang digantung dengan kedua puting payudaranya”.
“Lalu aku lihat perempuan-perempuan berkepala babi namun tubuh mereka seperti keledai dan telah disiapkan untuk mereka satu juta macam siksaan yang lain”.
“Aku juga melihat perempuan-perempuan yang wajahnya seperti anjing, sedangkan api masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya, lalu malaikat memukul mereka dengan palu-palu dari api”.
Rasulullah diam. Sesekali beliau mengusap air mata yang membasahi pipinya. Lalu bertanyalah Fatimah, “Wahai Ayahku tercinta, Apakah yang telah diperbuat oleh perempuan-perempuan itu? Sehingga mereka harus menerima siksaan yang sangat mengerikan itu?”
Rasulullah menjelasakan, “Wahai putriku, perempuan-perempuan yang digantung dengan rambutnya itu adalah perempuan yang tidak mau menutup rambutnya dari laki-laki yang bukan mahram”. Dia malah bangga apabila ada laki-laki yang terpesona dengan keindahan rambutnya sehingga dia enggan mengenakan kerudung atau jilbab.
“Sedangkan perempuan-perempuan yang digantung dengan lidahnya adalah mereka yang mulutnya sering mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati suaminya”. Istri yang seharusnya bertutur kata yang baik, lemah lembut dan santun terhadap suami, ternyata malah sering melontarkan umpatan, celaan, hinaan dan kata-kata yang kasar. Maka itulah pembalasan yang setimpal dengan perbuatannya.
“Lalu perempuan-perempuan yang digantung dengan puting payudaranya itu adalah perempuan yang menyakiti suami di tempat tidur”. Dia suka menolak ajakan suami di tempat tidur dengan tanpa alasan yang jelas.
“Lalu kenapa dengan perempuan-perempuan yang kedua kakinya diikat hingga puting payudaranya dan tangannya sampai ubun-ubun, lalu tubuhnya digerogoti ular dan kalajengking itu Ya Rasulullah…” tanya Fatimah.
“Mereka adalah perempuan yang tidak mau segera mandi junub setelah suci dari haid dan suka melalaikan shalat” jawab Rasulullah
“Bagaimana dengan perempuan-perempuan yang berkepala babi dan bertubuh keledai? Kesalahan apa yang telah mereka lakukan?” tanya Fatimah.
“Wahai Fatimah, mereka adalah perempuan yang suka mengadu domba dan suka berbuat dusta”. Dia sebarkan berita-berita dusta untuk mengadu domba manusia.
“Sedangkan perempuan-perempuan yang yang bertubuh seperti seekor anjing, lalu api dimasukkan ke mulutnya dan keluar melalui duburnya adalah perempuan yang suka mengungkit ungkit pemberian dan suka dengki terhadap kenikmatan yang orang lain” jelas Rasulullah.
Fatimah dan Ali tertegun mendengar cerita yang merupakan kejadian nyata yang dilihat oleh Rasulullah dalam perjalanan Isra’ Mi’raj. Allah sengaja menunjukkan kejadian-kejadian itu kepada rasulNya agar menjadi peringatan bagi seluruh umat, khususnya orang-orang yang beriman.
Di akhir cerita Rasulullah berpesan kepada Fatimah, “Wahai anak perempuanku.. Celaka bagi seorang istri yang menentang pada suaminya” Hadits Riwayat Az Zawajir
Langganan:
Komentar (Atom)